Thursday, February 23, 2017

Perbedaan Utang Produktif dan Utang Konsumtif

Utang bukanlah hal buruk yang senantiasa mesti dihindari. Duit hasil pinjaman malah sering sangat membantu dalam kehidupan.

Mau beli rumah tapi dana cekak, misalnya. Bisa berutang ke bank untuk menikmati fasilitas kredit perumahan rakyat (KPR). Mau KPR ke bank umum atau syariah, sama manfaatnya.

Atau kepingin gadget baru untuk menggantikan yang lama karena sudah lemot namun belum gajian. Bisa gesek dulu pakai kartu kredit, kalau ada dengan fasilitas cicilan 0 persen. Lalu bayar saat tagihan datang.

Bisa juga mau mengembangkan usaha tapi kepentok modal. Langsung deh datang ke bank di daerah setempat buat mengakses layanan kredit usaha rakyat (KUR).

Meski begitu, jenis utang alias pinjaman dari bank maupun lembaga keuangan lainnya tidaklah seragam. Secara umum, utang dibedakan menjadi dua jenis menurut tujuannya, yaitu utang produktif dan utang konsumtif.

Untuk menggali lebih lanjut perbedaan utang produktif dan konsumtif, yuk kita lompat ke bawah.

Utang Produktif

Dari namanya sudah bisa ditebak, utang produktif adalah utang yang dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Apa itu kegiatan produktif?


Utang produktif itu ibarat menanam uang. Kalau benar ngolahnya, bakal tumbuh jadi pohon uang yang subur (menanam uang / pixabay)

Salah satu contohnya adalah utang untuk modal usaha. Begini gampangnya. Ketika berutang buat usaha, artinya duit kepunyaan orang itu diolah untuk menghasilkan duit lebih besar.

Dari penghasilan itu, utang bisa diangsur hingga lunas. Dengan kata lain, utang produktif diambil untuk tujuan menambah penghasilan.

Contoh lainya adalah merenovasi rumah dengan kredit tanpa agunan (KTA) dari bank sebagai tambahan. KTA dipilih karena proses pencairannya cepat dan mudah.

Kredit ini termasuk produktif karena dipakai untuk menambah nilai jual rumah. Umpamanya rumah dijual setelah renovasi, tentunya harganya lebih tinggi ketimbang belum direnov.

Karena itulah utang tersebut dinilai produktif. Intinya adalah utang produktif dimanfaatkan bukan untuk memenuhi keinginan semata.

Ada nilai lebih yang mendatangkan keuntungan finansial buat yang berutang. Istilah gampangnya, utang malah bisa bikin dana di rekening bertambah karena diolah.

Utang konsumtif

Berkebalikan dengan utang produktif, utang konsumtif dipakai untuk konsumsi. Pembelian gadget via kredit seperti contoh di membeli gadgdet salah satunya.

Gadget adalah barang yang terkena depresiasi alias penurunan nilai jual. Saat beli, harganya mungkin Rp 5 juta. Tapi tahun depan harganya bisa jadi merosot jadi Rp 4 juta.

Buat belanja sih ngutang. Ini namanya pencitraan doang (belanja / tatescomics)

Apakah rugi jika menjualnya? Bisa iya, bisa pula gak. Yang pasti, kita sudah menikmati waktu selama setahun menggunakan gadget tersebut. Ini bisa dipandang sebagai keuntungan dari sisi pemakaian.

Meski begitu, utang ini bisa berubah produktif ketika gadget dimanfaatkan untuk sarana komunikasi jualan. Setelah punya gadget baru, komunikasi jadi lebih lancar, sehingga bisnis pun meroket.

Dalam kasus ini, kredit gadget itu termasuk produktif. Sebab, pinjaman digunakan untuk mendatangkan penghasilan.

Contoh lainnya adalah kredit kendaraan bermotor. Seperti gadget, kendaraan juga terdepresiasi. Harganya bisa anjlok tajam ketimbang saat membelinya.

Namun kredit ini pun bisa menjelma produktif kalau kendaraan dipakai untuk bekerja. Misalnya buat jadi sopir ojek/taksi online. Adanya penghasilan tambahan dari aktivitas tersebut menandakan utang yang diambil bukanlah konsumtif.

Kesimpulan

Dari penjelasan ringkas di atas, perbedaan utang produktif vs utang konsumtif bukan terletak pada macam produknya. KTA bisa produktif, tapi bisa pula konsumtif kalau dana hanya dipakai buat memenuhi keinginan atau hal-hal yang bersifat konsumtif.


Jangan gampang terbujuk diskon, nanti nangis di akhir bulan (menahan godaan / pikiran-rakyat)

Penentuan apakah suatu utang produktif atau konsumtif harus dilakukan dengan melihat tujuan utang. Mau diapakan dana dari utang tersebut.

Utang produktif tentu disarankan. Namun gak ada salahnya juga ambil kredit konsumtif. Yang terpenting adalah sudah ada rencana melunasi utang.

Percuma ambil KUR tapi gak punya strategi bisnis matang buat mengembangkan usaha. Begitu juga ketika mau kredit kendaraan namun surat izin mengemudi gak punya.

Segala jenis utang semestinya diambil atas dasar pertimbangan yang matang. Mau produktif mau konsumtif, utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Kecuali kita siap jadi pesakitan di ruang pengadilan.

0 comments: